JANGAN MERASA BENAR

“Dan ingatlah akan Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: ‘Semoga Tuhanku memimpin daku ke jalan yang lebih dekat kebenarannya daripada jalan ini” (QS. al-Kahfi/18: 24).
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa kebenaran subyektif selalu menyerang siapa saja tanpa mengenal kasta maupun status sosial.Sehingga kebenaran yang benar-benar datang dr petunjuk Allah sering di kalahkan demi membela pendapat atau pandangan pribadinya yang jelas sekali masih di liputi hawa nafsu duniawi.Oleh karena itu mensikapi  fenomena yang terjadi di dunia maya atau di dunia nyata,perlu adanya sarana untuk mengingat Allah dengan lebih teliti lagi.Sarana itu bisa kita gunakan dengan tafakkur secara mendalam  pd setiap pristiwa yang terjadi.Bukan tidak mungkin kebenaran tidak akan terkupas habis manakala kebenaran itu di rekayasa oleh aqal dan pikiran manusia.Sehingga nilai-nilai kebenaran ilahiyyahnya hilang dan berganti dengan kebenaran relatif yang berbsumber dr hasil pemikiran manusia yang tidak berdasar kepada al-quran dan assunah,akan tetapi  berdasar pemikiran dan pengalamannya sendiri di dunia empirik dan dunia real nya sendiri.
Melupakan ayat sama halnya dengan melupakan Allah swt.Karena kerangka berfikir yang benar adalah dengan menggali kebenaran yang ada kemudian di elaborasi menjadi pemikiran baru yg tidak bertentangan dengan ayat-ayat lainnya.Oleh karena tidak mungkin di dalam Al-quran ada perintah pada sesuatu hal kemudian di bantah oleh ayat lain.hal itu tidak mungkin,kesempurnaan kalam Allah yang termaktub di dalam al-quran tidak bersulayaan atau tidak saling bertentangan satu dengan yg lainnya.Akan tetapi kalau kita lihat di dalam dunia nyata masih banyak orang berdebat terhadap suatu masalah dengan alasan ada dail yg mendukung pendapatnya.
Solusinya..?
Tanggalkan dan lepaskan semua pemikiran yang tidak berdasar dan lepaskan nafsu dunia kemudian anda baru berfikir dgn jernih.Karena kejernihan pikiran akan menentukan kualitas kebenaran yang mendekati kepada kebenaran yang muthlak yakni kebenaran Allah swt yang MAHA benar.
Dalam hal ini bukan membatasi pemikiran orang lain,akan tetapi guna menghindari pemikiran yang salah terhadap sebuah kebenaran.Yang akhirnya akan melenceng dr tujuan Al-quran dan Al-hadist.
Dan bukan pula saya lebih benar dari anda atau anda lebih benar dari saya.Yang jelas”Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu” melalui hidayah dan petunjukNya.
Kalau pemikirannya salah maka amal nya pun akan salah.Karena amal akan bergantung kepada pemikiran awal yang terkonsep secara idealis di dalam Al-Quran dan hadis nabi saw.
Oleh karena itu berpikirlah yang benar untuk menguak kebenaran-kebenaran yang datangnya dari Tuhan.
Selamat Berpikir.
Wallohu alam bi shawab.

0 komentar:

Posting Komentar