MENJAUHI PRASANGKA

<<<<"Wahai orang-orang yang beriman!Jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."(Al Hujarat: 12)>>>>>>
Zaman semakin canggih , modern dan semakin terbuka.Sehingga keterbukaan ini mengambil sebuah efek negatif di lain sisi.Tekhnologi informatika semakin sering menyuguhkan kita tontonan yang tidak mendidik anak-anak kita.Dari film forno sampai artis forno,dari perkelahian antar sekolah sampai perkelahian antar kampung dan daerah kerap menjadikaan konsumsi publik.Kejadian-kejadian kekerasan,pembantaian,keributan sudah jadi informasi biasa di televisi kita.Lebih-lebih aib para selebritis di umbar di media masa cetak maupun elektronik.Media masa kita saat ini sedang kehilangan arahnya.Padahal seperti yg sudah kita ketahui bersama persolan aib,Rosulullah SAW melarang seseorang untuk membuka aib dirinya sendiri kepada orang lain, sebagaimana sabdanya: "Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu –padahal Allah telah menutupnya- dan di pagi harinya ia membuka tutupan Allah atas dirinya." (HR. Bukhori Muslim).
Dan juga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya:"Wahai orangyang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya. Janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah mengintip aib mereka, maka barang siapa yang mengintip aib saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya dan siapa yang diintip Allah akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang kendaraannya."(HR. at-Tirmidzi).
Aib adalah suatu cela atau kondisi yang tidak baik tentang seseorang jika diketahui oleh orang lain akan membuat rasa malu, rasa malu ini membawa kepada efek sikologi yang negatif jika tersebar.Namun banyak kita dapati di tengah keseharian kita, pembicaraan dan obrolan itu sepertinya tidak asyik kalau tidak membicarakan aib, cacat dan kekurangan yang ada pada orang lain, padahal obrolan itu bukanlah perkara ringan dalam pandangan Islam.Ajaran Islam melarang keras aib seseorang diceritakan, dan tidak boleh sekali-kali menyebarkan tentang apa ataubagaimana kondisi yang tidak baik tentang seseorang, bahkan islam mengajarkan untuk menutupinya.
Sebaliknya, Rasulullah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang menutup aib saudara-saudara mereka, dengan menutup aib mereka di dunia dan akhirat, seperti dalam hadits shahih: "Dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aibnya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim)
Maka beruntung dan berbahagialah orang yang disibukkan oleh aibnya sendiri dari disibukkan dengan aib orang lain. Begitulah Rasulullah Saw menyampaikan dalam sabdanya: "Berbahagialah orang yang disibukkan dengan aibnya sendiri, sehingga ia tidak sempat memperhatikan aib orang lain." (HR Al-Bazzar dengan Sanad hasan).
Sungguh indahnya ajaran Islam yang menuntun kita agar menjaga aib kita sendiri dan menjaga aib orang lain, dan terus berupaya memperbaiki diri.
Wallahu a'lam bishowab.
Salam.

0 komentar:

Posting Komentar