Rumah Tangga Sakinah

<<<"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21).>>>.
Mewujudkan rumah tangga yang bahagia ,dalam artian sakinah mawaddah wa rahmah tidaklah gampang dan rumah tangga yang bahagia adalah dambaan setiap orang.Sungguh sangatlah sulit di zaman ini merealisasikan konsep rumah tangga yang Islami.Terkadang rumah tangga bahagia hanyalah impian belaka.
Perlu diketahui, rumah tangga yang sakinah dan mawaddah ini harus ditegakkan dengan dasar saling pengertian, dan semua aktivitasnya dilakukan dengan musyawarah dan saling ridha. Kadangkala kurang pengertian datangnya dari suami,begitu juga sebaliknya datangnya dr isteri sehingga kerapkali saling pengertian itu hilang di dalam rumah tangga kita dan sering menimbulkan syiqoq.Sedikit masalah menjadi besar bahkan piring pun melayang-layang bagaikan layangan putus dari talinya,adu suara keras-keras untuk menyalurkan emosinya bagaikan dua penyanyi rocker BAHKAN SAMPAI ADU BOGEM,.Kalau itu yang terjadi apakah akan tercipta keluarga sakinah?...apakah itu tujuan semula anda berumah tangga...? rumah tangga semacam apa kalau seperti itu..?..suami sudah bukan seperti imam lagi dalam rumah tangganya...sekali lagi.memang tdk lah mudah.Kita semua mendambakan rumah tangga yang dipenuhi cinta, ketenangan, dan kasih sayang. Satu nuansa rumah tangga yang menjadi impian dan harapan kita semua.
Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap permasalahan rumah tangga dengan menjelaskan asas pembentukannya dan sebab-sebab yang dapat melanggengkan ikatan rumah tangga tersebut, agar rumah tangga itu kokoh dan diliputi rasa cinta, ketenangan, kasih sayang dan rahmat.
Dari sinilah harus ada dalam pasangan suami istri rasa saling membutuhkan dan saling melengkapi, serta saling mengerti keadaan pasangannya .
Allah swt menurunkan Al-quran dan Al-hadist sudah mengetahui benar akan kebutuhan-kebutuhan hambanya dalam aturan kehidupan.Kalau ada perbedaan pandangan dan pendapat di dalam rumah tangga maka kembalikanlah hal itu semua kepada Allah swt dan RasulNya.Pasrahkan semuanya kepada Allah swt,karena apa-apa yang terjadi dlm rumah tangga itu sdh di atas kehendaknya.Hal-hal yg terjadi di dlm rumah tangga hanyalah hal-hal yg ujung-ujungnya adalah pelaksanaan dr takdir dan kehendak Allah swt.
Perlu diingat dan diperhatikan, bahwa rumah tangga Muslim memiliki peran dan tugas dalam masyarakatnya, di antaranya:
Menegakkan hukum Allah dan merealisasikan syariat-Nya dalam menegakkan rumah tangganya dan memperbanyak keturunan, karena hal itu akan menjadi kekuatan dan kemulian bagi umat ini. Rasulullah Shalallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:“Nikahilah wanita yang penuh kasih sayang dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian terhadap umat-umat lainnya.” (HR. an-Nasa`i).
Demikian juga membina dan mendidik anak-anak, itu menjadi tugas penting rumah tangga Muslim, karena rumah merupakan sekolah pertama bagi sang anak dalam menerima akidah, dasar-dasar agama dan ketentuan syariatnya. Ini semua tidak dapat di-realisasikan dengan menyerahkannya kepada pembantu rumah tangga atau lainnya.
Semua ini menjadi tanggung jawab setiap keluarga Muslim.
Sudahkah keluarga kita menjalankan tanggung jawab pendidikan ini sekarang?
Sudahkah kita tanamkan kepada anak-anak kita cinta Islam dan pendidikan agama yang cukup, sehingga mereka mampu meng-hadapi tantangan globalisasi dan westernisasi serta gelombang penghancuran akhlak lainnya?
Apakah kita rela membiarkan anak-anak kita hidup dengan penghancur akhlak yang sadar atau tidak sadar kita bawa ke dalam rumah kita? Ataukah kita tanamkan adab sopan santun Islam pada mereka?
Ingatlah, pendidikan mereka adalah amanah yang harus dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah di Hari Kiamat nanti. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan tuntunan dalam hal ini, beliau bersabda,“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang imam (penguasa) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpinnya, seorang laki-laki adalah pemimpin pada keluarganya, dan ia dimintai pertanggung-jawaban atas yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpinnya.” (Muttafaq ‘Alaihi).
Di antara amanah yang dipikul setiap kepala keluarga adalah membersihkan rumahnya dari semua kemungkaran dan mengharuskan anggota keluarga mengamalkan kewajiban dan perkara-perkara Sunnah dalam agama. Demikian juga membentuk ikatan yang kuat antar anggota keluarga dan menanamkan pada mereka cinta Islam dan syariatnya.
Semua ini dalam rangka mewujudkan perintah Allah dalam Firman-Nya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6).
Semoga kita di berikan suami dan isteri yang sholeh dan sholehah.yang mengerti betul akan tujuan berumah tangga,yakni membentuk keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.amien.
Salam @@@

0 komentar:

Posting Komentar